Entah apa yang terjadi dalam hidupku kini aku hanya menerima takdir saja apa yang di beri olehnya aku jalani dengan ikhlas, namun katanya tawakal adalah berusaha sampai batas maksimal. Maka aku akan maksimalkan usahaku mulai hari ini. Bukankan firman allah berkata bahwa allah tak akan memberikan beban pada seorang manusia jika ia tak sanggup memikulnya. Dengan kata lain aku pasti bisa memikul beban ini. Walau saat ini aku merasa tak mampu. Aku yakini ini hanya rasa. Setelah firmannya ku baca hatiku menjadi tenang. Karena aku yakini alquran. Karena ku resapi saat membacanya. Aku taddaburi artinya. Walau aku merasa surga terdekatku sangat jauh dariku, dan aku berupaya menggapai surga surga yang jauh entah dimana.
Katanaya iman adalah yang tertanam di hati. Maka ku tanamkan dihatiku bahwa aku bisa melakukannya. Bimbingannya yang sudah terukir jelas dalam Al Quran. Walau ku tak tahu bagian mana yang mulai kubaca. Ku baca saja. Setiap ku butuh peningkatan iman. Setiap ku butuh ketenangan dari yang Maha Besar. Ku buka FirmanNya Al Quran. Selalu untuk imnku. Agar hati ini tidak jatuh pada lembah maksiat yang terlalu dalam. Aku naikkan dakian gelombangnya pada Alqur’an.
Katanya ikhlas itu merelakan. Memang sulit, namun segalanya butuh keikhlasan. Ketika ketidakpuasan melanda hati maka ikhlas selalu ku munculkan. Ikhlaskan terima saja, karna semua berasal dariNya dan kembali padaNYA. Ketika aku tak menggapai harapan tinggiku yang tak tergapai oleh tanganku kumunculkan kata ikhlas itu. Memang sulit, sangat sulit. Namun ku ingat selalu kata murabbiku pesan-pesan para murabbi yang mendidikku. Tak hanya kata-kata. Semua tertancap dalam sangat dalam dalam jiwaku. Bahkan semua pesan-pesannya selalu muncul. Meluap kembali saat masalah-masalah terjadi dalam hidup.
Alqur’an hujjah bagiku, nasehat senjata bagi hatiku, dan tulisan yang kubagikan untukmu semoga menjadi amal bagi tabungan akhiratku.
-Ditengah rintik hujan yang syahdu-
your write patner, Lovira Hamzah